Rabu, 08 Oktober 2014

PANCASILA DALAM KONTEKS PERJUANGAN BANGSA INDONESIA

PANCASILA DALAM KONTEKS PERJUANGAN BANGSA INDONESIA
Setelah kita sama-sama mengetahui fungsi dan tujuan dari pendidikan pancasila, kurang rasanya jika kita tidak mengetahui pancasila dalam konteks sejarah perjuangan bangsa indonesia. Bila kita menyadari akan kesaktian pancasila, itu dikarnakan butuh proses yang panjang untuk menyatukan apa yang menjadi keinginan bangsa dan memaami nilai luhur yang sudah ada sebelumnya di indonesia. Pada makalah ini saya akan sedikitnya menjelaskan beberapa tahapan dimana proses asal muasal pancasila, yang diharapkan agar menambah rasa cintakita terhadap bangsa dan NKRI.

1.      Sejarah Serjuangan Bangsa indonesia
Sejak jaman purba kepulauan di indonesia sudah dihuni oleh manusia, tepatnya pada zaman batu terjadi dua golongan perpindahan bangsa dari daratan Asia yang menyebrang kepulau-pulau di samudra hindia, dan gologan satu lagi adalah golongan yang menyebrang dari madagaskar sampai ke Malenesia dan Filipina yang akhirnya hidup menyatu sebagai penduduk setempat. Itulah yang diakui sebagai nenek moyang indonesia.
Nama indonesia sendiri berasal dari dua bahasa latin yaitu indos yang artinya india dan nesos yang artinya pulau-pulau. Pada zaman dahulu kala indonesia lebih dikenal dengan sebutan nusantara sebuah sebutan untuk wilayah tanah air indonesia yang di buat oleh pujangga majapahi . Dan akhirnya pada saat bangsa barat itu datang lalu memberi nama Indonesia yang sebenarnya hanya ditujukan pada pulau-pulau yang ada di samudra hindia dan semejak sumpah pemuda tanggal 28 oktober 1928 nama Indonesia  digunakan untuk mempersatukan bangsa dan pada saat kemerdekaan lah nama bangsa “Indonesia” resmi seluruh tanah air, bangsa dan negar kita. Untuk mencapai kemerdekaan seperti sekarang ini indonesia mengalami beberapa era perjuangan berikut ini adalah ulasannya:

1.1  Perjuangan Bangsa Indonesia Era Pra kolonial
Perjuangan ini merupakan perjuangan pada masa kerajaan di indonesia semenjak abad ke V dimana mulai berdirinya kerajaan hindu buddha di indonesia. Berikut adalah beberapa kerajaan yang ada di indonesia:

a.      Kerajaan Kutai

Kerajaan kutai berdiri pada tahun 400 masehi. Kerajaan ini berdiri di muarakama, tepi sungai mahakan kailamtan timur. Kuati merupakan kerajaan hindu tertua di Indonesia. Pendiri kerajaan kutai adalah kudungga. Dan mencapai puncak kejayaan di bawah kerajaan mulawarman. Namun kerajaan ini masih bersifat kedaerahan. Dan pada abat ke V juga berdiri kerajaan tarumanegara dan keduanya merupakan kerajaan hindu yang sangat berpengaruh baik dengan kepribadian asli setempat

b.      Kerajaan Sriwijaya

Kerajaan Sriwijaya berdiri sekitar abad ke -7 Masehi. Semula Kerajaan Sriwijaya terletak di Muaratakus, lalu pindah ke Jambi. Terakhir dipindahkan ke Palembang di Muara Sungai Musi. Kerajaan Sriwijaya mencapai zaman keemasan ketika diperintah oleh Balaputradewa. Ia adalah putra Raja Samaratungga dari Jawa. Sumber sejarah Sriwijaya berupa prasasti. Contohnya Prasasti Kota Kapur, Karang Berahi, dan Palas Pasemah (Kedukan Bukit, Talang Tua, Telaga Batu, KotaKapur, Karang Berahi, dan Palas Pasemah). Sumber sejarah lain berupa berita asing (Nalanda dan Tingor) dan catatan dari dinasti Tang. Menurut catatan tersebut, di Sriwijaya pernah berdiri Perguruan Tinggi agama Buddha. Guru besar agama Buddha yang berasal dari India, yaitu Sakyakirti atau Dharmakirti.


1)      Sriwijaya sebagai Kerajaan Maritim
Kerajaan Sriwijaya maju dengan pesat karena letaknya sangat strategis. LetakKerajaan Sriwijaya berhadapan dengan Selat Malaka dan dekat dengan Selat Sunda.Wilayah tersebut merupakan jalur pelayaran internasional pada saat itu. Wilayah kekuasaan Kerajaan Sriwijaya meliputi seluruh Pulau Sumatra, Semenanjung Malaka, Balitung, sebagian Kalimantan Barat, Jawa Barat, dan sebagian Jawa tengah. Kerajaan Sriwijaya disebut Negara Nasional pertama di Indonesia.Untuk menjaga keamanan dan meningkatkan perdagangan, Kerajaan Sriwijaya membangun angkatan laut yang tangguh dan kuat. Kerajaan Sriwijaya juga mempunyai armada niaga yang besar. Dengan demikian Kerajaan Sriwijaya disebut sebagai kerajaan maritim.
Sebagai kerajaan maritim, Kerajaan Sriwijaya berupaya menguasai perairanNusantara. Kerajaan Sriwijaya berhasil menguasai Selat Malaka, Selat Karimata,Selat Sunda, dan laut-laut lainnya di Nusantara.

2)      Kemunduran Sriwijaya
Kemunduran Sriwijaya disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:
a) Faktor dalam: Palembang yang menjadi pusat kerajaan semakin jauh dari pantai.
b) Faktor Politik: Sriwijaya yang lemah tidak dapat mengontrol daerah kekuasaannya sehingga banyak yang melepaskan diri.
c) Faktor ekonomi: Karena jauh dari pantai maka kapal-kapal dagang enggan singgah, sehingga pemasukan pajak tidak ada.
d) Faktor Militer: Diserang Dharmawangsa dari Singasari dan Colamandala dari Majapahit.



c.       Kerajaan Majapahit
Kerajaan Majapahit terletak di Sungai Brantas dekat Mojokerto. Kerajaan ini didirikan oleh Raden Wijaya. Ia adalah menantu Kertanegara dari Kerajaan Singasari. Putra Lembu Taal melarikan diri ke Madura setelah menghadapi pasukan Kediri yang dipimpin Jayakatwang. Ia dibantu oleh Ardaraja.
Setelah perang usai, Raden Wijaya mendirikan desa bersama pengikutnya di Kudadu. Tempat tersebut berupa kawasan hutan Tarik pemberian Raja Jayakatwang. Hutan tersebut sebagai hadiah atas permintaan ampun Raden Wijaya yang dianggap musuhnya. Di desa tersebut Raden Wijaya berjuang mengumpulkan kekuatan. Ia berusaha merebut kembali tahta Singasari yang dikuasai oleh Kediri.
Akhirnya berdirilah Kerajaan Majapahit di bawah pimpinan Raden Wijaya. Ia bertahta pada 1293 – 1309 Masehi. Ia bergelar Kertanegara Jayawardhana. Raden Wijaya digantikan oleh putranya Kalagemet yang bergelar Sri Jayanegara. Kalagemet digantikan oleh Sri Gitarja yang bergelar Tribhuanatunggadewi. Pada 350 Masehi, Tribhuanatunggadewi digantikan oleh Hayam Wuruk. Waktu itu Hayam Wuruk baru berusia 16 tahun. Hayam Wuruk bergelar Rajasanagara. Ia memerintah tahun 1350 – 1389 Masehi.
Pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, Kerajaan Majapahit mengalami puncak kejayaan. Pangaruh dan daerah kekuasaan Majapahit hampir di seluruh Nusantara, Semenanjung Melayu, dan Filipina. Oleh karena itu, Kerajaan Majapahit dikenal sebagai Negara Nasional kedua setelah Kerajaan Sriwijaya.

1.2  Perjuangan Bangsa Indonesia Era  kolonial
Penjajahan di Indonesia berawal dari kedatangan bangsa-bangsa Eropa, seperti Portugis dan Spanyol. Mereka semula datang untuk berdagang, terutama rempah-rempah. Melihat keberhasilan Portugis dan Spanyol, Belanda dan Inggris menyusul datang ke Indonesia. Setelah sampai di Indonesia, mereka bersaing untuk memperoleh rempah-rempah sebanyak-banyaknya. Hal ini terutama dilakukan bangsa Belanda dengan menerapkan sistem monopoli. Belanda berusaha memeras kekayaan bangsa Indonesia dan timbullah penjajahan.
a.      Masa Penjajahan Belanda
Belanda datang ke Indonesia pada 1596. Kapal mereka mendarat di Banten. Mereka datang di bawah pimpinan Cornelis de Houtman. Keberhasilan rombongan Belanda pertama disusul oleh rombongan berikutnya. Akhirnya, orang Belanda berlomba-lomba memasuki Indonesia.
Tujuan Belanda datang ke Indonesia untuk menguasai perdagangan rempahrempah. Untuk memperkuat kedudukannya, pada 1602 Belanda mendirikan kongsi dagang yang disebut VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie) di Batavia. Gubernur jenderal VOC yang pertama adalah Pieter Both. Kemudian diganti Jan Pieterszoon Coen. Di bawah kepemimpinan JP Coen, VOC mengalami kemajuan pesat. Batavia kemudian dijadikan pusat pemerintahan dan kegiatan VOC.
Setelah perdagangannya maju, VOC mulai melakukan penjajahan. Mereka memecah belah kekuatan rakyat dengan mengadu domba. Siasat ini disebut ”devide et impera”. Tindakan sewenang-wenang VOC ini membuat marah bangsa Indonesia. Perlawanan terhadap Belanda pun di mulai. Contohnya perlawana dari rakyat Kerajaan Mataram dan Banten. Perlawanan ini semakin meningkat setelah VOC berusaha memaksaka monopolinya di daerah pesisir utara Jawa. Pada 1628 dan 1629, Mataram menyerang VOC secara besar-besaran di Batavia. Sultan Agung mengirimkan ribuan prajurit untuk menggempur Batavia. Perlawanan ini dilakukan dari darat dan laut. Namun, kedua penyerangan itu belum berhasil merebut Batavia.Sultan Ageng Tirtayasa pun mengadakan perlawanan untuk mengusir VOC dari Banten. Akan tetapi, perlawanan tersebut ditentang oleh putranya sendiri, yaitu Sultan Haji. Pertentangan ini dimanfaatkan VOC untuk menjalankan politik adu domba. Belanda membantu Sultan Haji untuk menggempur Sultan Ageng Tirtayasa. Dalam pertempuran tersebut Sultan Ageng Tirtayasa berhasil dikalahkan. Ia ditangkap pada 1683.
Perlawanan terhadap VOC juga terjadi di daerah lain. Contohnya, perlawanan Sultan Hasanuddin di Sulawesi Selatan, dan perlawanan Untung Surapati Pasuruan Jawa Timur. Akan tetapi, semua perlawanan itu dapat dikalahkan. Hal ini disebabkan perlawanan itu hanya bersifat kedaerahan

b.      Masa Penjajahan Jepang
Perang Pasifik meletus setelah Jepang mengebom pangkalan laut Amerika Serikat di Pearl Harbour. Serangan ini terjadi pada 8 Desember 1941. Kemudian, negara-negaradalam Blok Sekutu menyatakan perang
terhadap Jepang. Dengan cepat Jepang menyerbu dan menduduki daerah yang dikuasai Inggris, Perancis, dan Amerika Serikat. Yakni Indochina, Myanmar, Filipina, dan Malaysia.Kedudukan Belanda di Indonesia juga terancam oleh Jepang. Pada Januari 1942 Jepang berhasil menduduki Balikpapan dan Tarakan (Kalimantan Timur). Kedua daerah ini direbut karena merupakan penghasil minyak bumi.
Sasaran Jepang selanjutnya, yaitu Pulau Jawa. Pada awal Maret 1942, pasukan Jepang mendarat di Teluk Banten, Eretan, dan Kragan (Jawa Tengah). Kemudian masuk ke pedalaman dan merebut kotakota di Pulau Jawa. Pasukan Belanda kewalahan menghadapi serbuan pasukan Jepang.
Pada 8 Maret 1942, Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang di Kalijati, Subang (Jawa Barat). Penyerahan kekuasaan dari Belanda kepada Jepang dilakukan oleh Letnan Jenderal N. Terpoorten kepada Letnan Jenderal Hitoshi Imamura.
Dengan demikian, berakhirlah kekuasaan Belanda di Indonesia.Babak baru pun dimulai. Jepang mulai melakukan penjajahan dan pendudukan di Indonesia. Jepang berusaha menarik hati bangsa Indonesia. Untuk mencapai maksudnya itu, Jepang mengumandangkan semboyan Gerakan Tiga A. Yakni Jepang Cahaya Asia, Jepang Pelindung Asia, dan Jepang Pemimpin Asia. Jepang membebaskan pemimpin-pemimpin yang ditahan pada masa penjajahan Belanda. Di antaranya Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, dan Sutan Syahrir. Jepang juga memperbolehkan bendera Merah Putih dikibarkan di seluruh Indonesia.
Setelah menguasai Indonesia, Jepang membagi wilayah Indonesia menjadi tiga wilayah pertahanan. Wilayah I (Jawa dan Madura), wilayah II (Sumatra dan kepulauan di sekitarnya), dan wilayah III (Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Bali, dan Nusa Tenggara).
setelah kedudukanya dirasa kuat, sifat asli jepang sebagai penjajah mulai tampak dengan adanya:
1.      Sikap keras melarang kebebasan yang pernah diberikan sebelumnya.
2.      Kekejaman membuat tenaga paksa (romusa) dan rakyat semakin lebih menderita dalam kemiskina, penderitaan, dan kobodohan.
3.      Menanamkan rasa benci pada bangsa indonesa terhadap sekutu.

2.      Kronologis Proklamasi Kemerdekaan
Pada 1944 Jepang semakin terdesak oleh Sekutu. Akhirnya, pada 7 September 1944 Perdana Menteri Jepang Jenderal Koiso memberi janji kemerdekaan kepada bangsa In do ne sia. Pada 1 Maret 1945 dibentuk Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau Dokuritsu Junbi Cosakai.
Badan ini kemudian dibubarkan pada 7 Agustus 1945. Sebagai gantinya dibentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau Dokuritsu Junbi Inkai. Selanjutnya Jepang memanggil tiga tokoh PPKI, yaitu Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan dr. Radjiman Wedyodiningrat ke Vietnam pada 12 Agustus 1945. Pemerintah Jepang memutuskan untuk memberi kemerdekaan kepada Indonesia melalui PPKI.
Pada 15 Agustus 1945, Jepang menyerah kepada sekutu. Berita penyerahan
Jepang ini didengar Syahrir dari siaran radio Amerika. Kemudian, ia menyampaikan
berita itu kepada Drs. Moh. Hatta dan Ir. Soekarno. Drs. Moh. Hatta dan Ir. Soekarno.
Mere ka lalu ke rumah Laksamana Maeda yang bertugas sebagai Wakil Angkatan
Laut Jepang di Jakarta. Dia membenarkan bahwa Jepang telah menyerah kepada
sekutu.
Selanjutnya, Subadio Sastrosatomo dan Subianto menemui Drs. Moh. Hatta. Mereka meminta Drs. Moh. Hatta supaya mencegah PPKI meng umumkan kemerdekaan.Kemerdekaan Indonesia harus diperoleh dengan kekuatan sendiri. Golongan pemuda kemudian mengadakan rapat di ruang Lembaga Bakteriologi di Jalan Pegangsaan Timur Jakarta (sekarang adalah Fakultas Kesehatan Masyarakat).
 Rapat tersebut dihadiri oleh Chaerul Saleh, Wikana, Soebandrio dan kawan-kawan.
Rapat tersebut menghasilkan beberapa keputusan, yaitu:
1. Kemerdekaan adalah hak rakyat Indonesia;
2.  Pemutusan hubungan dengan Jepang;
3. Diharapkan Ir. Soekarno dan Moh. Hatta untuk menyatakan Proklamas Kemerdekaan.

Malam itu juga Wikana dan Darwis pergi ke rumah Ir. Soekarno, di Jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta. Mereka menyam paikan hasil rapat bahwa Proklamasi Kemerdekaan harus dilakukan pada 16 Agustus 1945. Akibatnya, antara golo nganmuda dan golongan tua terjadi perbedaan pendapat. Kemudian, golongan muda mengadakan rapat. Berdasarkan hasil rapat, golongan muda untuk membawa Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta ke luar kota. Tujuannya untuk menjauhkan keduanya dari pengaruh Jepang dan golongan tua. Pagi hari 16 Agustus 1945, Ir.Soekarno dan Moham mad Hatta dibawa ke Rengas dengklok. Di Rengasdengklok para pemuda berusaha membujuk Ir. Soekarno dan Moh.Hatta supaya segera melaksa nakan proklamasi kemer dekaan. Akhirnya, Ir. Soekarno dan Shodanco Singgih,sepakat bahwa proklamasi kemerdekaanakan dilakukan sete lah kembali ke Jakarta.
Perumusan naskah proklamasi dilakukan di rumah Laksamana Maeda. Dalam penyusunan naskah proklamasi Ahmad Soebardjo menyumbangkan pikiran secara lisan pada kalimat pertama yang berbunyi pernyataan bangsa Indonesia untuk meng ubah nasibnya sendiri. Drs Mohammad Hatta menambahkan kalimat kedua sebagai pernyataan pengalihan kekuasaan. Ir. Soekarno menulis konsep Proklamasi pada secarik kertas. Penulisan ini disaksikan oleh Sayuti Melik, BM. Diah, dan Sudiro. Perumusan teks Proklamasi berakhir hingga pukul 3.00, 17 Agustus 1945. Setelah naskah proklamasi disetujui Drs. Moh. Hatta mengusul kan agar semua yang hadir menandatangani naskah tersebut. Akan tetapi, Soekarno meminta agar naskah itu ditandatangani oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia.
Hasil rapat disepakati bahwa teks Proklamasi kemerdekaan akan dibacakan di depan rumah Ir. Soekarno. Yakni di Jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta pada tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB. Kemudian para pemuda menyiapkan peralatan upacara. Komandan Cu dan Co Latif Hendraningrat dan Arifin Abdurahman berjaga-jaga dan menyiapkan pasukan. Barisan pelopor yang dipimpin S. Suhud menyiapkan tiang bendera. Ibu Fatmawati menyiapkan bendera Merah Putih de ngan jahitan tangan. Bendera itu kemudian dikenal sebagai Bendera Pusaka.
Tepat pukul 10.00 WIB, Ir. Soekarno didampingi Drs. Moh. Hatta membacakan naskah Proklamasi kemerdekaan Indonesia. Upacara dilanjutkan dengan pengibaran Sang Saka Merah Putih oleh Latif Hendra ningrat dan S. Suhud. Pengibaran bendera itu diikuti dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya oleh semua peserta upacara. Teks proklamasi kemudian diperbanyak dan disiarkan melalui berbagai media Dalam waktu singkat berita proklamasi telah tersebar di seluruh penjuru tanah air. Bahkan disebarluaskan pula ke luar negeri.
3.      Kronologis Perumusan Pancasila Dan Pempukaan UUD 1945
Pada 1 Maret 1945, Jenderal Kamakuci Herada mengumumkan dibentuknya
badan yang bertugas mempersiapan kemerdekaan Indonesia. Badan tersebut dinamakan BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia). Tujuannya untuk mempersiapkan halhal penting mengenai masalah tata
pemerintahan negara Indonesia setelah merdeka. Badan tersebut diketuai oleh dr. Radjiman Wedyodiningrat. BPUPKI ini diresmikan pada 29 Mei 1945.
Pada sidang 29 Mei 1945, Mohammad Yamin mengajukan rancangan dasar negara. Yakni peri kebangsaan, peri kemanusiaan, peri ketuhanan, peri kerakyatan
dan kesejahteraan rakyat.
Pada 31 Mei 1945, Supomo mengajukan racangan dasar negara yang terdiri atas persatuan, kekeluargaan, mufakat dan demokrasi,musyawarah dan keadilan sosial.
 Pada 1 Juni 1945, Ir. Soekarno yang mengajukan lima rancangan dasar negara, dan memberi nama Pancasila. Rancangan itu berisi kebangsaan Indonesia, internasionalisme dan perikemanusiaan, mufakat atau demokrasi, kesejahteraan sosial, dan ketuhanan yang maha esa.
Pada 22 Juni 1945 dibentuklah panitia kecil. Panitia tersebut terdiri atas sembilan orang anggota, yaitu Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Muhamad Yamin Ahmad Subardjo, A. A. Maramis, Abdulkahar Muzakar, K.H. Wachid Hasyim, K.H. Agus Salim dan Abikusno Tjokrosujoso. Ketuanya adalah Ir. Soekarno. Panitia Sembilan ini bertugas merumuskan asas dan tujuan negara merdeka. Panitia Sembilan berhasil merumusakan dokumen yang dikenal sebagai Jakarta Charter atau Piagam Jakarta. Piagam Djakarta tersebut kemudian dijadikan sebagai Mukadimah Undang- Undang Dasar 1945. Akan tetapi, terdapat perubahan pada bagian pertama dalam Piagam Djakarta, yaitu “Ketuhanan dengan berkewajiban menjalankan syariat-syariat Islam bagi para pemeluknya”. Kalimat ini kemudian diubah menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Hal ini dilakukan sebagai wujud toleransi terhadap pemeluk agama lain. Pada 10-16 Juli 1945, BPUPKI mengadakan sidang kedua. Dalam sidang ini mereka berhasil membuat Rancangan Undang-Undang Dasar untuk Indonesia merdeka.
Pada 7 Agustus 1945, BPUPKI dibubarkan. Sebagai gantinya dibentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dengan beranggotakan 21 orang yang diketuai oleh Ir. Soekano. Pada 9 Agustus tiga orang tokoh bangsa Indonesai dipanggil oleh Panglima Mandala Asia Tenggara Marsekal Terauci ke Saigon. Mereka adalah Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan dr. Rajiman Wedyodiningrat. Pada 12 Agustus 1945, mereka bertemu Marsekal Terauci di Dalath (Vietnam Selatan). Dalam pertemuan itu, Marsekal Terauci menyampaikan bahwa pemerintah Jepang akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia. Pelaksanakannya diserahkan kepada PPKI.
PPKI tidak pernah diresmikan. Pengurusnya pun tidak dilantik sampai saat Jepang menyerah kepada tentara Sekutu. Akan tetapi, PPKI mampu menjalankan fungsinya sampai dengan perumusan Proklamasi. Akhirnya, pada 17 Agustus 945, bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya.
Pada 18 Agustus 1945 mengadakan sidang pertama. Dalam sidang itu, PPKI
menghasil tiga keputusan penting, yaitu
a. Mengesahkan UUD 1945 sebagai undang-undang dasar negara Indonesia.
b. Memilih dan mengangkat Ir. Soekarno sebagai Presiden dan Drs. Moh. Hatta
sebagai Wakil Presiden.
c. Membentuk Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) yang bertugas membatu presiden dan wakil presiden sebelum lembaga resmi terbentuk.
Dalam Pembukaan UUD 1945 terdapat rumusan Pancasila. Rumusan Pancasila inilah yang merupakan rumusan yang resmi dipergunakan sampai saat ini. Perumusan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia sangat penting dalam menyusun rancangan ketatanegaraan Indonesia dalam upaya untuk mempersiapkan kemerdekaan bangsa.


Daftar Pustaka

Setijo, pandji.Pendidikan pancasila.Jakarta.Gramedia Widiasarana Indonesia,2010.
Sutrisno,  Warsito, Sadikun.Ilmu Pengetahuan Sosial 5.Jakarta.Departmen Pendidikan Nasional,2009.

1 komentar: