Minggu, 30 Juli 2017

TUGAS SOFTSKILL KONSERVASI ARSITEKTUR

Konservasi Arsitektur
Kawasan Cagar Budaya
Kebun Raya Bogor

Sejarah singkat Kebun raya Bogor merupakan sebuah proyek ‘Samida’ atau sebuah Hutan buatan yang berdiri pada masa kerajaan Padjajaran yaitu, masa pemerintahan Prabu Siliwangi, yang di kenal sebagai salah satu Kerajaan Sunda, seperti yang tertulis di prasasti Batutulis. Hutan itu dibuat yang dimaksud untuk melestarikan kebutuhan manusia pada masa itu terhadap kayu. Mengingat sangat terbatasnya alat transportasi pada masa itu. Hingga Gubernur Jenderal van der Capellen membangun rumah peristirahatan di salah satu sudutnya pada pertengahan abad ke-18.

(berandaantik.blogspot)

Dan di sekitar awal Tahun 1800, seorang pembesar belanda di Bogor, yaitu Thomas Stamford Raffles yang menjabat Sebagai Gubernur. Ia sangat memiliki ketertarikan pada bidang Botani atau dunia tanaman. Berdasarkan pemikirantersebut, ia pun mulai berfikir dan membangun halaman istana Bogor menjadi sebuah taman yang cantik. Karena pada saat itu ia salah seorang yang mendiami Istana Bogor. Dan langsung saja ia menyulap taman itu menjadi sebuha kebun yang bernuansa Inggris.
Pada tahun 1814 Olivia Raffles (istri dari Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles) meninggal dunia karena sakit dan dimakamkan di Batavia. Sebagai pengabadian, monumen untuknya didirikan di Kebun Raya Bogor. Ide pendirian Kebun Raya bermula dari seorang ahli biologi yaitu Abner yang menulis surat kepada Gubernur Jenderal G.A.G.Ph. van der Capellen. Dalam surat itu terungkap keinginannya untuk meminta sebidang tanah yang akan dijadikan kebun tumbuhan yang berguna, tempat pendidikan guru, dan koleksi tumbuhan bagi pengembangan kebun-kebun yang lain.

Prof. Caspar Georg Karl Reinwardt adalah seseorang berkebangsaan Jerman yang berpindah ke Belanda dan menjadi ilmuwan botani dan kimia. Ia lalu diangkat menjadi menteri bidang pertanian, seni, dan ilmu pengetahuan di Jawa dan sekitarnya. Ia tertarik menyelidiki berbagai tanaman yang digunakan untuk pengobatan. Ia memutuskan untuk mengumpulkan semua tanaman ini di sebuah kebun botani di Kota Bogor, yang saat itu disebut Buitenzorg (dari bahasa Belanda yang berarti “tidak perlu khawatir”). Reinwardt juga menjadi perintis di bidang pembuatan herbarium. Ia kemudian dikenal sebagai seorang pendiri Herbarium Bogoriense.

Pada tahun 18 Mei 1817, Gubernur Jenderal Godert Alexander Gerard Philip van der Capellen secara resmi mendirikan Kebun Raya Bogor dengan nama ’s Lands Plantentuin te Buitenzorg. Pendiriannya diawali dengan menancapkan ayunan cangkul pertama di bumi Pajajaran sebagai pertanda dibangunnya pembangunan kebun itu, yang pelaksanaannya dipimpin oleh Reinwardt sendiri, dibantu oleh James Hooper dan W. Kent (dari Kebun Botani Kew yang terkenal di Richmond, Inggris).

Sekitar 47 hektare tanah di sekitar Istana Bogor dan bekas samida dijadikan lahan pertama untuk kebun botani. Reinwardt menjadi pengarah pertamanya dari 1817 sampai 1822. Kesempatan ini digunakannya untuk mengumpulkan tanaman dan benih dari bagian lain Nusantara. Dengan segera Bogor menjadi pusat pengembangan pertanian dan hortikultura di Indonesia. Pada masa itu diperkirakan sekitar 900 tanaman hidup ditanam di kebun tersebut.

(andiachdian.wordpress)

Pada tahun 1822 Reinwardt kembali ke Belanda dan digantikan oleh Dr. Carl Ludwig Blume yang melakukan inventarisasi tanaman koleksi yang tumbuh di kebun. Ia juga menyusun katalog kebun yang pertama berhasil dicatat sebanyak 912 jenis (spesies) tanaman. Pelaksanaan pembangunan kebun ini pernah terhenti karena kekurangan dana tetapi kemudian dirintis lagi oleh Johannes Elias Teysmann (1831), seorang ahli kebun istana Gubernur Jenderal Johannes van den Bosch. Dengan dibantu oleh Justus Karl Hasskarl, ia melakukan pengaturan penanaman tanaman koleksi dengan mengelompokkan menurut suku (familia). Teysmann kemudian digantikan oleh Dr. Rudolph Herman Christiaan Carel Scheffer pada tahun 1867 menjadi direktur, dan dilanjutkan kemudian oleh Prof. Dr. Melchior Treub.

Pendirian Kebun Raya Bogor bisa dikatakan mengawali perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia. Dari sini lahir beberapa institusi ilmu pengetahuan lain, seperti Bibliotheca Bogoriensis (1842), Herbarium Bogoriense (1844), Kebun Raya Cibodas (1860), Laboratorium Treub (1884), dan Museum dan Laboratorium Zoologi (1894).

Pada tanggal 30 Mei 1868 Kebun Raya Bogor secara resmi terpisah pengurusannya dengan halaman Istana Bogor. Pada mulanya kebun ini hanya akan digunakan sebagai kebun percobaan bagi tanaman perkebunan yang akan diperkenalkan ke Hindia-Belanda (kini Indonesia). Namun pada perkembangannya juga digunakan sebagai wadah penelitian ilmuwan pada zaman itu (1880 – 1905).

Kebun Raya Bogor selalu mengalami perkembangan yang berarti di bawah kepemimpinan Dr. Carl Ludwig Blume (1822), JE. Teijsmann dan Dr. Hasskarl (zaman Gubernur Jenderal Van den Bosch), J. E. Teijsmann dan Simon Binnendijk, Dr. R.H.C.C. Scheffer (1867), Prof. Dr. Melchior Treub (1881), Dr. Jacob Christiaan Koningsberger (1904), Van den Hornett (1904), dan Prof. Ir. Koestono Setijowirjo (1949), yang merupakan orang Indonesia pertama yang menjabat suatu pimpin lembaga penelitian yang bertaraf internasional.




KEBUN RAYA BOGOR SEBAGAI SARANA KONSERVASI


 


Kebun Raya adalah kumpulan tumbuh-tumbuhan di suatu tempat, dan tumbuh-tumbuhan tersebut berasal dari berbagai daerah yang ditanam untuk tujuan konservasi.

Kebun Raya adalah suatu kawasan konservasi tumbuhan secara ex situ. Pelestarian ex situ adalah pelestarian yang dilakukan dengan memindahkan hewan atau tumbuhan dari habitat asli ke tempat lainnya. Pelestarian ini bisa berupa pelestarian di kebun plasma nutfah, kebun botani, kebun binatang.

Ex situ adalah konservasi flora dan fauna yang dilakukan di luar habitat asli, namun kondisinya diupayakan sama dengan habitat aslinya. Perkembangbiakan hewan di kebun binatang merupakan upaya pemeliharaan ex situ. Jika berhasil dikembangbiakan, sering kali organisme tersebut dikembalikan ke habitat aslinya. Contohnya, setelah berhasil ditangkar secara ex situ, jalak Bali dilepaskan ke habitat aslinya di Bali. Misalnya: konservasi flora di Kebun Raya Bogor dan konservasi fauna di suaka margasatwa Way Kambas, Lampung.

Ada beberapa macam kawasan konservasi tumbuhan secara ex situ, namun Kebun Raya memiliki kekhasan tersendiri sebagaimana dapat dilihat pada definisi dan karakteristiknya. Salah satu karakteristik yang paling menonjol adalah adanya sistem pendokumentasian pada koleksi tumbuhannya. Selain itu, Kebun Raya juga melakukan penelitian (tumbuhan di bidang taksonomi, pendayagunaan dan budidaya), melakukan pendidikan terhadap masyarakat tentang tumbuhan, lingkungan hidup dan pertamanan serta berfungsi sebagai tempat wisata lingkungan.

Jenis-jenis tumbuhan yang akan ditanam di Kebun Raya, mempunyai kriteria tertentu. Tumbuhan tersebut dikoleksi melalui beberapa tahapan dan kelengkapan data dijadikan sebagai kriteria utama. Penataan koleksi ditanam di kebun dilakukan dengan kaidah-kaidah ilmu pertamanan, sehingga nampak indah. Keindahan dan informasi ilmiah yang terkandung dalam koleksi tumbuhan merupakan daya tarik utama dari sebuah Kebun Raya.

Penelitian taksonomi/tata nama tumbuhan, pendayagunaan dan perbanyakan koleksi terus menerus dilakukan untuk tujuan konservasi, pendidikan, dan pengembangan nilai ekonomi. Pemasangan papan interpretasi pada taman dan lokasi yang berdekatan dengan koleksi bernilai ekonomi, menjadikan Kebun Raya tidak hanya sekedar sebagai tempat wisata, tetapi sebagai tempat pendidikan.

Pengembangan Kebun Raya dimulai dengan pembangunan sarana dan  rasarana pembibitan, yang diikuti dengan penyiapan lahan dan pembangunan fisik kebun mengikuti pola dan tema yang tertuang di dalam Masterplan. Pembibitan dilakukan dengan penyiapan lahan di tempat yang telah ditentukan, termasuk pembuatan jalur sirkulasi untuk memudahkan distribusi tumbuhan. Pembibitan mencakup 2 kategori, yaitu pembibitan tumbuhan koleksi dan pembibitan bukan tumbuhan koleksi untuk tujuan penghijauan dan pertamanan.


GAMBARAN KAWASAN KOSERVASI

Kebun Raya Bogor tidak hanya sebagai bentuk kekayaan alami milik bangsa tetapi juga merupakan salah satu bentuk warisan budaya bangsa yang perlu untuk dipelajari, dilestarikan, dan dibanggakan, serta memiliki nilai budaya dan estetika yang tinggi hingga saat ini. Kebun Raya Bogor merupakan miniatur dari keanekaragaman Indonesia.



Pada landskap dan Arsitektur Kawasan Kebun Raya Bogor, bangunan pekantoran yang berada di blok deket pintu utama memiliki gaya arsitektur barat yang di tropiskan (tropis indice) dan struktural kolonial karena daerah Indonesia adalah daerah tropis. Bangunan yang seperti ini biasanya dindingnya berwarna putih atau kuning muda seperti bangunan perkantoran-perkantoran perkebunan (bangunan kuno). Bangunannya besar dan tinggi serta dindingnya sangat tebal. Pada bagian atapnya terdapat cerobong asap, di daerah asalnya cerobong asap ini berfungsi sebagai tempat pengeluaran asap dari tungku penghangat ruangan pada saat musim dingin, namun di daerah tropis cerobong asap ini tidak begitu berguna karena di Indonesia hanya memiliki dua musim yaitu panas dan dingin. Untuk sudut-sudut atap lebih tajamnya dari gaya asalnya merupakan adaptasi daerah tropis agar air hujan yang di atap mudah turun. Taman-taman yang bergaya arsitektur inggris memiliki keunikan tersendiri seperti tanaman yang ditanam biasanya berupa rumput dan pohon-pohon tinggi seperti pisang kipas serta penataan tanamanyang berbelok-belok. Tujuannya dari penataan tersebut agar memberi kesan luas pada tanaman dan sebagai jalur sirkulasi udara.


Tampak bangunan dapat dilihat secara vertical maupun horizontal, dimana pembagiannya masing-masing tapak berbeda.untuk tampak bangunan yang dilihat secara vertical meliputi tiga bagian, antara lain: kaki,badan, dan kepala. Pada batas bagian antara badan dengan kepala biasanya terdapat hiasan tertentu dengan ukuran yang sederhana. Sedangkan untuk tampak bangunan secara horizontal juga dibagi menjadi tiga, yaitu bagian tengah, sayap kiri, dan sayap kanan. Hal ini dipengaruhi oleh axis yaitu menghubungkan titik satu dengan titik lainnya, simetris, dan ciri bangunan klasik. Bangunan-bangunan di daerah dingin biasanya catnya berwarna gelap yang bertujuan untuk menyerap panas sehingga suhu didalam bangunan terasa lebih hangat. Pada arsitektur Yunani terdapat kolom diantaranya dorik, ionik, dan terotion. Arsitektur Romawi biasanya dicirikan dengan adanya lengkungan setengah lingkaran.



Berdasarkan bentuk bangunannya, Istana Bogor memiliki gaya eklektik (gaya bangunan setelah zaman klasik) yang merupakan penggabungan dari berbagai macam kebudayaan, yaitu Yunani, Renaissan, dan Romawi. Gaya Yunani dicirikan dengan adanya pilar-pilar tiang yang membentuk ionic (pilar atas berbentuk seperti tanduk), Doric (pilarnya polos), atau corentian (pilar atas berbentuk bunga), dan banyaknya patung. Gaya Renaissan dicirikan dengan bentuk bangunan yang simetris dan tripartis, yaitu memiliki sisi kanan,sisi kiri, dan sisi tengah serta dengan struktur monumental,mewah, dan diikuti dengan dengan elemen utama air (kolam) dan tanaman (kelompok tanaman). Selain itu terdapat pula tiga bagian bangunan,yaitu tangga, badan rumah dan atap. Adapun gaya Romawi dicirikan dengan adanya bentuk kubah pada bagian atas bangunan. Penataan tanaman hijau disekitar bangunan Istana Bogor sudah cukup baik. Hal ini dapat terlihat dari berbagai kombinasi tanaman bunga, palem, teh, rumput, elemen air, dan juga berbagai pohon besar lainnya yang disesuaikan dengan gaya-gaya klasik yang simetrik. Namun untuk tanaman air perawatannya belum cukup maksimal Bangunan istana Bogor berarsitektur Yunani, dimana bangunannya itu simetris dan adanya sumbu yang membagi dua, contohnya pada segitiga bagian atasnya.



Jembatan ini disebut juga sebagai jembatan gantung, dengan tekstur bangunan yang unik. Jembatan ini sudah sangat tua, setiap melewatinya dibatasi sampai 10 orang demi kenyamanan dan keselamatan pengunjung. Jembatan ini merupakan aliran dari sungai kali ciliwung.


Taman Astrid dibangun untuk memperingati kunjungan Putri Astrid dan Pangeran Leopold dari Belgia pada tahun 1929. Jalan Astrid terbagi menjadi dua jalur yang dibatasi oleh bunga tasbih yang berwarna merah dan kuning dengan daun berwarna cokelat kehitaman yang melambangkan warna bendera negara Belgia. Pola yang ditunjukkan ketika pengunjung memasuki jalan Astrid ialah harmonis, geometrik dan simetris tetapi tak kaku dan tak tertutup. Elemen utamanya yakni air (kolam dengan air macurnya) dan kelompok tanaman, dengan repetisi hijau daun dan warna bunga tasbih yang semakin memperkaya penglihatan. Selain meneduhi kedua tepi jalan, pohon damar juga sangat tepat difungsikan di taman Astrid karena pengunjung yang datang sering piknik berada di bawan pohon tersebut. Di Taman Astrid sangat terasa taman inggrisnya, di mana padang rumput yang luas dan kolam yang ada semakin membuat pengunjung merasakan keindahan dan kenyamanan.


 Presevasi yakni perlindungan untuk lanskap yang paling sensitif dan kritis. Lalu lintas pedestrian yang bergerak pada bidang dasar sensitif terhadap tekstur permukaan yang akan menentukan jenis lalu lintas dan kecepatannya. Tekstur tertentu tidak saja akan menentukan jenis kelas penggunaannya tetapi juga mempunyai daya tarik. Ragam tekstur seperti kerikil, kerakal, koral merupakan barefoot pada jalur reflexology. Lantai pada jalur pejalan kaki di Kebun Raya Bogor ada yang terbuat dari batu gico, batu putih, maupun perkerasan yang berwarna merah.



SOLLUSI PENANGANAN PELESTARIAN

Menurunnya keanekaragaman hayati menyebabkan semakin sedikit pula manfaat yang dapat diperoleh manusia. Penurunan keanekaragaman hayati dapat dicegah dengan cara melakukan pelestarian (konservasi) keanekaragaman hayati. Konservasi keanekaragaman hayati memiliki beberapa tujuan, antara lain sebagai berikut.

1.      Menjamin kelestarian fungsi ekosistem sebagai penyangga kehidupan.
2.      Mencegah kepunahan spesies yang disebabkan oleh kerusakan habitat dan pemanfaatan yang tidak terkendali.
3.      Menyediakan sumber plasma nutfah untuk mendukung pengembangan dan budidaya kultivar-kultivar tanaman pangan, obat-obatan, maupun hewan ternak.

Selain itu kita bisa menggunakan konsep Exsitu. Contohnya cagar alam Rafflesia di Bengkulu dan suaka margasatwa Pulau Komodo. Konservasi eksitu adalah usaha pelestarian yang dilakukan di luar habitat aslinya, yaitu dengan mendirikan kebun raya, taman safari, kebun koleksi atau kebun binatang. Contohnya Taman Safari Puncak dan Kebun Raya Bogor.

Dan hasil kerja sama dengan lembaga konservasi internasional telah dilakukan pengembangan kawasan konservasi menjadi cagar biosfer. Cagar biosfer adalah kawasan dengan ekosistem terestrial dan pesisir yang melaksanakan konservasi biodiversitas melalui pemanfaatan ekosistem yang berkelanjutan. Kita harus memahami bahwa keanekaragaman hayati adalah kekayaan berharga yang harus senantiasa dijaga, di lestarikan, dan di hindarkan dari kepunahan. Pemanfaatan kenanekaragaman hayati harus di dasarkan atas kebijakan memelihara keselarasan, keserasia, keseimbangan dan kelestarian biodiversitas lingkungan. Jika mungkin, bahkan harus meningkatkan kualitas lingkungan, sehingga dapat dinikmati manusia dari generasi ke generasi.

Usaha pelestarian lingkungan di Indonesia hanya mungkin jika di dukung oleh semua warga negara Indonesia. Dengan kata lain, kearifam terhadap lingkungan hidup harus menjadi milik tiap insan Indonesia atau membudaya di dalam seluruh masyarakat Indonesia. Perubahan konseo mental manusia tidak dapat berlangsung dalam satu hari, tetapi, memerlukan waktu lama. Salah satu usaha mempercepat perubahan itu adalah melalui pendidikan lingkungan hidup kepada masyarakat Indonesia mulai sedini mungkin, baik melalui pendidikan formal maupun pendidikan non formal. Di samping itu, perlu digalakan aktifitas  yang bertujuan meningkatkan dan melesatarikan keanekaragaman hayati, antara lain, penghijauan, permbuatan taman kota, pemuliaan, serta pembiakan in situ dan ex situ.

1.      Penghijauan
Penghijauan dilakukan dengan cara menanam berbagi henus tanaman di berbagai tempat yang telah direncanakan, dapat dihalaman sekitar rumah, hutan-hutan yang gundul akibat penebangan liar, dan tempat lain yang diduga terhindar dari bencana jika ditanami tumbuhan. Kegiatan penghijauan tidak hanya menanam, tetapi yang lebih penting adalah merawat tanaman yang ditanam.

2.      Pembuatan Taman Kota
Pembuatan taman kota akan mendatangkan manfaat, antara lain meningkatkan kandungan oksigen, menurunkan suhu lingkungan, menurunkan efek pencemaran udara yang berasal dari  kendaraan bermotor, memberi keindahan, dan meningkatkan keanekaragaman hayati.

3.      Pemuliaan
Pemuliaan adalah usaha membuat varietas unggul, tetapi bukan berarti menghilangkan varietas tidak unggul. Pemuliaan dapat dilakukan dengan perkawinan silang yang akan menghasilkan varian baru. Oleh karena itu, pemuliaan hewan maupun tumbuhan dapat meningkatkan keanekaragaman gen dan keanekaragaman jenis.

4.      Pembiakan In Situ dan Ex Situ
Ada dua cara pelestarian keanekaragaman hayati di Indonesia, yaitu pelestarian In situ dan Ex situ.
a.       Pelesatarian in situ, yaitu suatu upaya pelestarian sumber daya alam hayati di habitat atau tempat aslinya. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan karakteristik tumbuhan atau hewan tertentu sangat membahayakan kelestariannya apabila dipindahkan ke tempat lainnya.
b.      Pelestarian ex situ, yaitu suatu upaya pelestarian yang dilakukan dengan memidahkan ke tempat lain yang lebih cocok bagi perkembangan kehidupanya

Kebun raya adalah kebun buatan yan berguna untuk menghimpun tumbuhan dari berbagai tempat untuk dilestarikan. Kita dapat membantu melestarikan keanekaragaman makhluk hidup dengan cara:
a.       Tidak membunuh hewan dan tumbuhan liar
b.      Tidak mempermainkan hewan liar dan memetik tumbuhan langka
c.       Sewaktu bertamasya atau berkemah, tetaplah memelihara kelestarian lingkungan, tidak membawa pulang hewan dan tumbuhan langka
d.      Tidak membuang sampah di sembarang tempat, karena dapat mengganggu kesehatan hewan jika termakan hewan tersebut
e.       Tidak membuang limbah ke lingkungan, misal limbah rumah tangga atau pestisida, karena dapat membahayakan kehidupan hewan dan tumbuhan yang ada di lingkungan tersebut.

Salah satu pelestarian yang berada di Kebun Raya Bogor adalah pelestarian biji secara ex situ. Bank biji rintisan Kebun Raya Bogor merupakan pemutakhiran lembaga koleksi biji yang didirikan pada tahun 1974. Pada awalnya lembaga ini didirikan hanya untuk mengkonservasi beberapa biji khusus yang dinilai syarat manfaat untuk dikonservasi.

Bank Biji merupakan sarana yang dinilai efektif untuk proses konservasi biji dari tanaman akan tetapi bank biji melayani proses pengembangan potensi, perubahan genetik, dan juga mutasi genetik yang dilakukan demi kelangsungan hidup tanaman tersebut.

Dalam hal pengembangan potensi, Bank Biji dapat menyediakan biji-biji potensial yang harapannya dikemudian hari  dapat memenuhi kebutuhan akan gizi melalui bahan pangan demi kebutuhan umat manusia.

Dalam proses pemeliharaan biji tanaman terdapat dua metode umum yang dilakukan oleh para pelaku konsevasi dan budidaya tanaman di dunia, yaitu proses pelestarian in-situ dan proses pelestarian ex-situ. Konservasi ex-situ adalah proses pengembangan biji tanaman di luar habitatnya. Proses ini memungkinkan para perekayasa konservasi melakukan penyesuaian habitat yang dibutuhkan dalam perkembangan biji tanaman yang diinginkan.

Konservasi ini juga memungkinkan perekayasa mengembangkan potensi-potensi lain yang belum terdeteksi dan dimiliki oleh tanaman tersebut serta memungkinkan perekayasa memutasi genetik asli biji tanaman agar dapat sesuai dengan habitat yang sebetulnya bukan menjadi habitat asli tanaman tersebut.

Dalam hal ini, para pengurus Bank Biji Kebun Raya Bogor memilih proses pelestarian dengan konservasi ex-situ karena dengan melalui proses pengurus tidak harus menyesuaikan pilihan biji yang sesuai dengan alam iklim Kebun Raya Bogor melainkan meluaskan pilihan biji tanaman konservasi yang nantinya akan dipertahankan, dikembangkan, dan dilestarikan keberadaannya demi keberlangsungan alam ekologi dan varietas tanaman dunia.

Nama: Nurucian Setyowati (26313703) 4TB04

Rabu, 18 Januari 2017

kritik arsitektur- kritik analisa banguna perpus


MATERI KRITIK
Tugas : nurucian setowati
npm: 26313703
dospem: raziq hasan 

1.1  Perpustakaan UI
Objek        : Perpustakaan UI
Alamat     : Gedung Crystal of Knowledge Kampus
UI, Pd. Cina, Beji, Kota Depok, Jawa Barat.
Diresmika  : Desember, 2009
Arsitek      : Budiman Hendropurnomo
Gambar Crystal Knowledge

The Crystal Knowledge merupakan perpustakaan Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat. Gedung perpustakan tersebut seluas 33.000 meter persegi, dan menempati lahan seluas 2,5 hektar. Memiliki lebih dari 6 juta koleksi buku, dan dapat menampung 10.000 pengunjung sekaligus. Di lantai bawah terdapat fasilitas restoran Korea, kafe, dan hot spot area. 
Dibangun dalam waktu 6 bulan dari Juni sampai Desember 2009. Selanjutnya dilakukan finishing detail-detail interior sampai sekarang. Biaya pembangunannya Rp 170 miliar. Meskipun UI punya Fakultas Teknik dengan Departemen Arsitektur-nya, namun ketika Perpustakaan Pusat UI akan menjadi proyek, dilakukan kompetisi secara internasional dengan juri-juri dari internasional juga. Terpilihlah desain karya perusahaan DMC Architect, yang kantor-kantornya berkedudukan di Australia, Inggris dan Indonesia.
1.2  Metode Kritik
Kritik arsitektur perpustakaan Universitas Indonesia ini menggunakan kritiknormatif yaitu mengkritisi sesuatu baik abstrak maupun konkrit sesuai dengan norma,aturan,ketentuan yang ada. Dan menggunakan metode sistematika merupakan metode yang memiliki ciri – ciri sebagai berikut : 
·         Hubungan bangunan dengan kebutuhan pengguna dan lingkungan.
·         Pelaksana pembangunan yang melibatkan banyak pihak.
·         Bentuk bangunan yang menggambarkan keindahan bangunan, mengahasilkan kritik berupa   kepuasan dari pemilik maupun pengamat.
·         Memiliki fungsi bangunan yang jelas bagi pengguna publik.
Pada penelitian ini penulis menggunakan metode kritik Normatif. Kritik normatif adalah mengkritisi sesuatu baik abstrak maupun konkrit sesuai dengan norma, aturan, ketentuan yang ada.
Hakikat kritik normatif adalah:
         Adanya keyakinan (conviction) bahwa di lingkungan dunia manapun, bangunan dan wilayah perkotaan selalu dibangun melalui suatu model, pola, standard atau sandaran sebagai sebuah prinsip.
         Dan melalui ini kualitas dan kesuksesan sebuah lingkungan binaan dapat dinilai.
         Norma bisa jadi berupa standar yang bersifat fisik, tetapi adakalanya juga bersifat kualitatif dan tidak dapat dikuantifikasikan.
         Norma juga berupa sesuatu yang tidak konkrit dan bersifat umum dan hampir tidak ada kaitannya dengan bangunan sebagai sebuah benda konstruksi

Metode sebagai kritik normatif seperti berikut :
a.       Doktrin ( satu norma yang bersifat general, pernyataan prinsip yang tak terukur)
b.       Sistem ( suatu norma penyusunan elemen-elemen yang saling berkaitan untuk satu tujuan)
c.       Tipe ( suatu norma yang didasarkan pada model yang digenralisasi untuk satu kategori bangunan spesifik)
d.       Ukuran ( sekumpulan dugaan yang mampu mendefinisikan bangunan dengan baik secara kuantitatif)

Dalam hal ini akan dibahas mengenai metode Tipe. Metode Tipe adalah suatu norma yang didasarkan pada model yang digenralisasi untuk satu kategori bangunan spesifik.

1.3  Materi Kritik
Universitas Indonesia (UI) telah membangun perpustakaan terbesar di Asia yang menganut konsep "green building’. Perpustakaan ini dinamakan "The Crystal Knowledge". Menariknya, bangunan ini dirancang oleh Mahasiswa UI, sehingga benar-benar terasa kebanggaan UI pada khususnya dan Indonesia pada umumnya. Semoga universitas-universitas lain di Indonesia memiliki perpustakaan yang moderen juga sekaligus mempromosikan keunikan dan kecanggihan arsitektur anak bangsa.
Fasilitas tersebut dibangun di atas area seluas 2,5 hektare, sehingga akan menjadi salah satu perpustakaan terbesar, termodern, dan terindah di dunia. Perpustakaan ini akan menjadi salah satu motor internasionalisasi pendidikan tinggi di Indonesia. Penting artinya untuk memacu produktivitas dan inovasi kampus sebagai salah satu motor kemajuan peradaban bangsa.
Luas bangunan keseluruhan sekitar 30.000 m2 dan merupakan pengembangan dari perpustakaan pusat yang dibangun tahun 1986-87. Pembangunan gedung delapan lantai ini ditargetkan selesai pada bulan Desember 2009. "Proyek ini didanai dari sumber pemerintah dan industri,terutama Bank BNI, dengan anggaran senilai Rp100 miliar," papar Devi dalam siaran pers, Senin (1/6/2009).
Gedung perpustakaan ini didisain dengan konsep sustanaible building. Sebagian kebutuhan energi menggunakan sumber terbarukan (solar energy). Di dalam gedung tidak diperkenankan menggunakan plastik. "Area baru ini bebas asap rokok, hijau, serta hemat listrik, kertas dan air.
Perpustakaan Pusat UI tersebut akan dapat menampung sekitar 10.000 pengunjung dalam waktu bersamaan atau diperkirakan akan menampung pengunjung sekitar 20.000 orang per hari. "Perpustakaan ini akan menampung sejumlah 3-5 juta judul buku, dilengkapi ruang baca, silent-room bagi dosen dan mahasiswa yang sedang menulis laporan penelitian atau karya ilmiah lainnya.
Perpustakaan akan dilengkapi sistem ICT mutakhir yang menungkinkan pengunjung menikmati secara leluasa sumber informasi elektronik seperti e-book, e-journal, dan lainnya.                                        
Sementara itu, sistem peminjaman akan berbasis sepenuhnya ICT. Akses luas akan dibuka di perpustakaan ini dengan pusat pembelajaran dan perpustakaan lain di dunia.
Sedangkan, keindahan perpustakaan lahir dari perpaduan gaya arsitektur yang unik seperti prasasti, dinding perpustakaan terbuat dari batu dan kaca yang berisi tulisan atau huruf dari seluruh dunia.
Pepohonan besar berusia 30 tahunan, dengan diameter lebih 100 cm, yang tidak ditebang saat pembangunan, melengkapi bagian depan dan samping lanskap gedung tersebut. Keindahan menjadi lengkap karena gedung mengeksplorasi secara maksimal keindahan tepi danau yang asri, sejuk, dan, teduh.
Secara lebih spesifik, fasilitas ini dimaksudkan pula bagi upaya meningkatkan mutu UI dan perguruan tinggi lain di Indonesia seperti tercermin di ranking yang dikeluarkan oleh berbagai lembaga internasional. Sebagai contoh UI mencanangkan masuk 200 besar dunia atau 30 besar Asia. Posisi UI saat ini di tingkat dunia adalah 287 dan di Asia 50 menurut versi THES QS. (ram)
Fasade Bangunan yang di desain menyerupai bukit yang menjulang tinggi, namun tidak meninggalkan sistem penyaluran turunnya air hujun ke dalam tanah. Rumput yang di tanamin di bagian atap bangunan perpustakaan memberikan kesan alami, natural dan menyatu dengan alam. Begitu pula dengan sistem kelistrikan pada bangunan yang ramah lingkungan, memberikan kesan konsep “green building” sangatlah kuat pada bagian fasade bangunan dan sistem kelistirikan maupun penyaluran air hujan.
Bangunan yang berada di bagian pinggir danau memberikan kesan atmosfir pada mahasiswa beserta dosen agar merasakan lingkungan yang ramah dan juga alami.
Bentukan Fasade bangunan memberikan kesan modern sangatlah kuat, dengan adanya bentukan bentukan simetris pada fasade bangunan, begitu pula dengan material yang di gunakan pada bangunan.
Pada malam hari lampu dan segala macam  yang berhubungan dengan kelistrikan, benar-benar menggunakan Energi Ramah lingkungan yaitu menggunakan Panel surya pada bagian fasade bangunan agar menyerap energi sinar matahari secara maksimal.









DAFTAR PUSTAKA

Sabtu, 14 Maret 2015

TUGAS 2

PENDIDIKAN KEWARGA NEGARAAN
 TUGAS 2
LOGO UNIV.jpg
 





Nama                            : Nurucian Setyowati
NPM                              : 26313703
Kelas                              : 2TB04
Dosen Pembimbing     : Choirul Umam
UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
Daftar isi
Cover                                                                                                                         1
Daftar Isi                                                                                                                     2
1.      KONSEP DEMOKRASI, BENTUK DEMOKRASI DALAM
SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA                                                                       3
2.      PERKEMBANGAN PENDIDIKAN BELA
NEGARA                                                                                                                        5
Daftar pustaka                                                                                                                       8
















3.     KONSEP DEMOKRASI, BENTUK DEMOKRASI DALAM SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA

A.    Pengertian Demokrasi
Demokrasi merupakan sistem pemerintahan dimana jalannya kehidupan berbangsa dan bernegara merupakan benruk aspirasi pendapat warga negara tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung. Berikut ini beberapa pengertian demokrasi menurut para ahli:
·         Abraham Lincoln 
Demokrasi adalah sistem pemerintahan yang diselenggarakan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
·         Charles Costello 
Demokrasi adalah sistem sosial dan politik pemerintahan diri dengan kekuasaan-kekuasaan pemerintah yang dibatasi hukum dan kebiasaan untuk melindungi hak-hak perorangan warga negara.
·         John L. Esposito 
Demokrasi pada dasarnya adalah kekuasaan dari dan untuk rakyat. Oleh karenanya, semuanya berhak untuk berpartisipasi, baik terlibat aktif maupun mengontrol kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Selain itu, tentu saja lembaga resmi pemerintah terdapat pemisahan yang jelas antara unsur eksekutif, legislatif, maupun yudikatif.
·         Hans Kelsen 
Demokrasi adalah pemerintahan oleh rakyat dan untuk rakyat. Yang melaksanakan kekuasaan Negara ialah wakil-wakil rakyat yang terpilih. Dimana rakyat telah yakin, bahwa segala kehendak dan kepentingannya akan diperhatikan di dalam melaksanakan kekuasaan Negara.
·         Sidney Hook 
Demokrasi adalah bentuk pemerintahan dimana keputusan-keputusan pemerintah yang penting secara langsung atau tidak didasarkan pada kesepakatan mayoritas yang diberikan secara bebas dari rakyat dewasa.
·         C.F. Strong 
Demokrasi adalah Suatu sistem pemerintahan di mana mayoritas anggota dewan dari masyarakat ikut serta dalam politik atas dasar sistem perwakilan yang menjamin pemerintah akhirnya mempertanggungjawabkan tindakan-tindakannya pada mayoritas tersebut.
·         Hannry B. Mayo 
Kebijaksanaan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil yang diawasi secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan-pemilihan yang didasarkan atas prinsip kesamaan politik dan diselenggarakan dalam suasana di mana terjadi kebebasan politik.
·         Merriem 
Demokrasi dapat didefinisikan sebagai pemerintahan oleh rakyat; khususnya, oleh mayoritas; pemerintahan di mana kekuasaan tertinggi tetap pada rakyat dan dilakukan oleh mereka baik langsung atau tidak langsung melalui sebuah sistem perwakilan yang biasanya dilakukan dengan cara mengadakan pemilu bebas yang diadakan secara periodik; rakyat umum khususnya untuk mengangkat sumber otoritas politik; tiadanya distingsi kelas atau privelese berdasarkan keturunan atau kesewenang-wenangan.
·         Samuel Huntington 
Demokrasi ada jika para pembuat keputusan kolektif yang paling kuat dalam sebuah sistem dipilih melalui suatu pemilihan umum yang adil, jujur dan berkala dan di dalam sistem itu para calon bebas bersaing untuk memperoleh suara dan hampir seluruh penduduk dewasa dapat memberikan suara.

Berdasarkan etimologi bahasa demokrasi sendiri berasal dari bahasa yunani athena kuno yaitu Athena. Kata demokrasi memiliki definisi dari istilah kata (demos) yaitu rakyat dan (kratos) yang berarti pemerintahan.
B.     Bentuk-bentuk demokrasi
Secara umum terdapat dua bentuk demokrasi yaitu demokrasi langsung dan demokrasi perwakilan.
·         Demokrasi langsung
Demokrasi langsung merupakan suatu bentuk demokrasi dimana setiap rakyat memberikan suara atau pendapat dalam menentukan suatu keputusan. Dalam sistem ini, setiap rakyat mewakili dirinya sendiri dalam memilih suatu kebijakan sehingga mereka memiliki pengaruh langsung terhadap keadaan politik yang terjadi. Sistem demokrasi langsung digunakan pada masa awal terbentuknya demokrasi di Athena dimana ketika terdapat suatu permasalahan yang harus diselesaikan, seluruh rakyat berkumpul untuk membahasnya. Di era modern sistem ini menjadi tidak praktis karena umumnya populasi suatu negara cukup besar dan mengumpulkan seluruh rakyat dalam satu forum merupakan hal yang sulit. Selain itu, sistem ini menuntut partisipasi yang tinggi dari rakyat sedangkan rakyat modern cenderung tidak memiliki waktu untuk mempelajari semua permasalahan politik negara.
·         Demokrasi perwakilan
Dalam demokrasi perwakilan, seluruh rakyat memilih perwakilan melalui pemilihan umum untuk menyampaikan pendapat dan mengambil keputusan bagi mereka.
C.     Prinsip-prinsip demokrasi
Rakyat dapat secara bebas menyampaikan aspirasinya dalam kebijakan politik dan sosial.
Prinsip demokrasi dan prasyarat dari berdirinya negara demokrasi telah terakomodasi dalam konstitusi Negara Kesatuan RepublikIndonesia.[40] Prinsip-prinsip demokrasi, dapat ditinjau dari pendapat Almadudi yang kemudian dikenal dengan "soko guru demokrasi".[41] Menurutnya, prinsip-prinsip demokrasi adalah:[41]
a.       Kedaulatan rakyat;
b.      Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah;
c.       Kekuasaan mayoritas;
d.      Hak-hak minoritas;
e.       Jaminan hak asasi manusia;
f.       Pemilihan yang bebas, adil dan jujur;
g.      Persamaan di depan hukum;
h.      Proses hukum yang wajar;
i.        Pembatasan pemerintah secara konstitusional;
j.        Pluralisme sosial, ekonomi, dan politik;
k.      Nilai-nilai toleransipragmatisme, kerja sama, dan mufakat

D.    BENTUK DEMOKRASI DALAM SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA
·         Ada dua bentuk demokrasi dalam sebuah pemerintahan negara, yaitu :
1.       Pemerintahan Monarki (monarki mutlak, monarki konstitusional, monarki parlementer).
       Monarki berasal dari bahasa Yunani. Monos yang artinya Satudan Archein artinya Pemerintah,       jadi dapat di artikan sebagai sejenis pemerintahan dalam suatu negara yang di pimpin oleh satu           orang (raja). Monarki dibagi ke dalam 3 jenis yaitu :
A.    Monarki Mutlak : Monarki yang bentuk pemerintahan suatu negaranya dipimpin oleh raja dan bentuk kekuasaannya tidak terbatas.
B. Monarki Konstitusional : Monarki yang bentuk pemerintahan suatu negaranya dipimpin oleh raja namun kekuasaan raja dibatasi oleh konstitusi.
C. Monarki Parlementer : Monarki yang bentuk pemerintahan suatu negaranya dipimpin oleh raja namun kekuasaannya yang tertinggi berada ditangan parlemen.
2.      Pemerintahan Republik
Pemerintahan Republik berasal dari bahasa latin RES yan artinya pemerintahan dan PUBLICA yang berarti rakyat. Dengan demikian dapat diartikan               sebagai pemerintahan yang dijalankan oleh dan untuk kepentingan orang banyak.

·         Menurut John Locke, kekuasaan pemerintahan negara dipisahkan menjadi tiga, yaitu :
1.     Kekuasaan Legislatif (kekuasaan untuk membuat undang-undang yang dijalankan oleh parlemen).
2.     Kekuasaan Eksekutif (kekuasaan untuk menjalankan undang-undang yang dijalankan oleh pemerintahan).
3.     Kekuasaan Federatif (kekuasaan untuk menyatakan perang dan damai dan tindakan-tindakan lainnya dengan luar negeri).
4.     Sedangkan Kekuasaan Yudikatif (mengadili) merupakan bagian dari kekuasaan eksekutif.

·         Kemudian menurut Montesque (Trias Politica) menyatakan bahwa kekuasaan negara harus dibagi dan dilaksanakan oleh tiga orang atau badan yang berbeda-bedadan terpisah satu sama lainnya (independent/berdiri sendiri) yaitu :
1.     Badan Legislatif adalah Kekuasaan membuat undang-undang.
2.     Badan Eksekutif adalah Kekuasaan menjalankan undang-undang.
3.     Badan Yudikatif adalah Kekuasaan untuk mengawasi jalannya pelaksanaan undang-undang.

E.     KLASIFIKASI SISTEM PEMERINTAHAN
Dalam sistem kepartaian dikenal adanya tiga sistem kepartaian, yaitu sistem multi partai (polyparty system), sistem dua partai (biparty system), dan sistem satu partai (monoparty system). Sistem pengisian jabatan dilakukaan oleh pemegang kekuasaan negara, hubungan antar pemegang kekuasaan negara, terutama antara eksekutif dan legislatif.
Mengenai model sistem pemerintahan negara, ada empat macam, yaitu :
a.    Sistem pemerintahan diktator (borjuis dan proletar).
b.    Sistem pemerintahan parlementer.
c.    Sistem pemerintahan presidensial, dan
d.   Sistem pemerintahan campuran.

F.      CIRI-CIRI PEMERINTAHAN DEMOKRATIS
Ciri-ciri dari sistem pemerintahan yang demokratis dalam suatu negara, adalah :
1.     Adanya keterlibatan warga negara (rakyat) dalam pengambilan keputusan politik, baik secara langsung atau perwakilan.
2.     Adanya persamaan hak bagi seluruh warga negara dalam segala bidang.
3.     Adanya kebebasan dan kemerdekaan bagi seluruh warga negara.
4.     Adanya pemilihan umum untuk memilih wakil rakyat.

G.    KONSEP DEMOKRASI DI INDONESIA
Seperti yang kita ketahui, konsep demokrasi sudah berkembang sejak 200 tahun yang lalu. Konsep ini telah diperkenalkan oleh Plato dan Aristosteles dengan isyarat untuk penuh hati-hati pada saat hendak menggunakan konsep demokrasi ini. Menurut mereka, demokrasi itu memiliki dua sisi yang sangat berbeda. Disatu sisi sangat baik, namun disisi lain juga dapat menjadi sangat kejam.
Mungkin Indonesia menjadi salah satu penganut sistem demokrasi yang telah merasakan secara nyata  apa yang di khawatirkan oleh Plato dan Aristosteles. Konsep demokrasi sangat mendewakan kebebasan, sehingga pada akhirnya nanti tidak mustahil dapat menimbulkan anarki. Oleh sebab itu, yang diperlukan disini adalah bagaimana mekanisme yang paling tepat untuk mengontrol konsep demokrasi yang ada pada saat ini.
Dalam penerapannya, konsep demokrasi di Negara Kesatuan Republik Indonesia dapat dipandang sebagai sebuah mekanisme dan cita-cita untuk mewujudkan suatu kehidupan berkelompok yang sesuai dengan apa yang terdapat dalam UUD 1945 yang disebut kerakyatan.
Dapat disimpulkan juga bahwa konsep demokrasi atau pemerintahan rakyat yang diterapkan dinegara Indonesia itu berdasarkan pada tiga hal, yaitu :
1.     Nilai-nilai filsafah pancasila atau pemerintahan dari, oleh, dan untuk rakyat berdasarkan sila-sila pancasila.
2.     Transformasi nilai-nilai pancasila pada bentuk dan sistem pemerintahan.
3.     Merupakan konsekuensi dan komitmen terhadap nilai-nilai pancasila dan UUD 1945.
2. PERKEMBANGAN PENDIDIKAN BELA NEGARA

Bela Negara adalah tekad, sikap dan tindakan yang teratur, menyeluruh, terpadu dan berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan pada tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia serta keyakinan akan kebenaran Pancasila sebagai ideologi negara dan kerelaan berkorban guna meniadakan setiap ancaman, baik dari luar maupun dari dalam negeri, yang membahayakan kemerdekaan dan kedaulatan negara, kesatuan dan persatuan bangsa, keutuhan wilayah dan yurisdiksi nasional serta nilai – nilai Pancasila dan Undang – Undang Dasar 1945.
Berbagai akftifitas positif warga negara dalam menjalankan roda kehidupan masyarakat merupakan implementasi riil bela negara.

Situasi NKRI terbagi dalam periode–periode, yaitu :
1.        Tahun 1945 sejak NKRI diproklamasikan sampai 1965 disebut periode lama atau Orde Lama. Ancaman yang dihadapi datangnya dari dalam maupun dari luar, langsung maupun tidak langsung, menumbuhkan pemikiran mengenai cara menghadapinya. Pada tahun 1954, terbitlah produk Undang–Undang tentang Pokok–Pokok Perlawanan Rakyat (PPPR) dengan Nomor 29 Tahun 1954. Sehingga terbentuklah organisasi–organisasi perlawanan rakyat pada tingkat desa (OKD) dan sekolah-sekolah  (OKS).
2.        Tahun 1965 sampai 1998 disebut periode baru atau Orde Baru. Ancaman yang dihadapi dalam periode ini adalah tantangan non fisik. Pada tahun 1973 keluarlah Ketetapan MPR dengan Nomor IV/MPR/1973 tentang GBHN, dimana terdapat penjelasan tentang Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional. Lalu pada tahun 1982 keluarlah UU No. 20 Tahun 1982 tentang Ketentuan–Ketentuan Pokok Pertahanan Keamanan Negara Republik Indonesia, dengan adanya penyelenggaraan Pendidikan Pendahuluan Bela Negara dari Taman Kanak–Kanak hingga Perguruan Tinggi.
3.        Tahun 1998 sampai sekarang disebut periode Reformasi, untuk menghadapi perkembangan jaman globalisasi maka diperlukan undang–undang yang sesuai maka keluarlah Undang–Undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang mengatur kurikulum Pendidikan kewarganegaraan, yang kemudian pasal ini menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan Pendidikan Kewarganegaraan adalah hubungan negara dengan warga negara, antara warga negara serta Pendidikan Pendahuluan Bela Negara. Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi harus terus ditingkatkan guna menjawab tantangan masa depan, sehingga keluaran peserta didik memiliki semangat juang yang tinggi dan kesadaran bela negara sesuai bidang profesi masing-masing demi tetap tegak dan utuhnya NKRI.
Bangsa Indonesia menyadari jati dirinya sebagai suatu bangsa yang mendiami kepulauan Nusantara  dengan berbagai karakteristiknya, yakni suatu bangsa yang sarat dengan ke bhinekaan serta berbagai dimensi kemajemukannya.
Negara kepulauan yang terbatang luas ini, secara empirik telah ditunjukan oleh pengalaman sejarahnya, yang selalu dalam kerangka kesatuan wilayah. Mulai dari Zaman kedatuan Sriwijaya hingga kerajaan Majapahit upaya menyatukan wilayah Nusantara telah dilakukan. Namun zaman juga mencatat bahwa tantangan untuk menyatukan wilayah  kerap kali menguji keinginan penyatuan wilayah. Sebagai bukti bahwa  Kerajaan di Nusantara pernah gagal dalam mempertahankan eksistensinya, sehingga masyarakat bangsa menjadi pecah dan porak poranda. Akibatnya penjajah dengan leluasa menginjakkan kakinya selama tiga setengah abad lamanya.
Realitas ini ternyata membuahkan kesadaran baru, yang berkembang melalui kebangkitan nasional (1908) dan diteruskan  sumpah pemuda sebagai wujud keinginan generasi muda menuangkan satu tekad (1928), dan puncaknya adalah Proklamasi Kemerdekaan tahun 1945.
Mencermati realitas ini, maka diperlukan upaya-upaya tertentu, agar setiap warga bangsa memiliki kesadaran yang tinggi terhadap tanah airnya. Kesadaran ini harus tumbuh dan berkembang sebagai wujud tanggung jawab, dan bukan hanya sebagai kepentingan sesaat belaka.
Sisi lain yang harus diagendakan menjadi perhatian adalah kemajuan dibidang ilmu pengetahuan teknologi dan seni. Dalam praktik kehidupan kemajaun ilmu pengetahuan  teknologi dan seni disamping memiliki segudang keunggulan ternyata memiliki dampak pengiring negatif kepada eksistensi bangsa.
Terkait dengan globlisasi yang ditandai dengan semakin kuatnya pengaruh institusi kemasyarakatan internasional, negara-negara maju yang serta merta ikut mengatur percaturan perpolitikan, perekonomian, social budaya hingga pertahanan dan keamanan global. Realita ini akan mengkondisi tumbuhnya berbagi konflik kepentingan, baik antara negera  maja dan negara berkembang, antara negara berkembang dan berbagai institusi internasional, maupun antar negara berkembang. Sisi lain isu global yang manifestasinya berbentuk demokratisasi, hak asasi manusia, dan lingkungan hidup turut serta mempengaruhi keadaan nasional.
Globalisasi yang disertai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetuhuan teknologi dan seni, utamanya di bidang informasi, komunikasi, dan transportasi, membuat  dunia menjadi transparan seolah menjadi hamparan luas yang tanpa batas. Kondisi ini menciptakan struktur baru, yakni struktur global. Kondisi inilah yang memberikan pengaruh secara tajam dengan menyentuh sector kehidupan, mulai dari pola pikir, pola tindak dan pola laku masyarakat Indonesia. Pada gilirannya akan mempengaruhi kondisi mental spritual Bansa Indonesia selain itu pula globalisasi ditandai oleh kuatnya pengaruh lembaga–lembaga kemasyarakatan internasional, negara–negara maju yang ikut mengatur percaturan politik, ekonomi, sosial budaya, serta pertahanan dan keamanan global. Disamping itu, isu global yang meliputi demokratisasi, hak asasi manusia, dan lingkungan hidup turut pula mempengaruhi keadaan nasional.

Daftar Pustaka
·         Yusgiantoro, Dr. Ir. Poernomo. Pendidikan Kewarganegaraan. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2007.

·         Meity Taqdir Qodratilah. Kamus Bahasa Indonesia. Badan Pengmbangan dan Penerbitan Bahasa, Jakarta, 2011.

·         Dra. Etik Ikhtiyatmi, S.Pd M.Pd sujari. Pendidikan Kewarga Negaraan, Usaha Makmur Solo, Solo, 2011.